Monday, January 14, 2008

Long Pray

Slamet masuk ke toko obat dan membeli sebiji kondom.
Dengan riang dia bilang kepada pemilik toko bahwa sebentar lagi dia
akan makan malam dirumah pacarnya. "Bapak kan tahu sendiri, biasanya
setelah itu kan ada kelanjutannya" , tambah slamet sambil
menyeringai. Kondom pun berpindah tangan.

Baru beberapa langkah ke luar toko, dia kembali masuk. "Saya minta
satu lagi", katanya. "Adik pacar saya juga cantik. Agak genit pula.
Saya rasa dia juga naksir saya. Siapa tahu malam ini saya mujur...".
Kondom kedua berpindah tangan.

Slamet kembali masuk dan minta tambahan satu kondom lagi. "Begini,
ibunya juga tak kalah seksi. Penampilannya jauh lebih muda dari
usianya. Dan kalau duduk di depan saya, dia selalu menyilangkan
kaki. Saya yakin dia juga tak keberatan kalau saya dekati...".

Dengan berbekal tiga kondom, Slamet datang ke rumah pacarnya sambil
tak putus bersiul. Sajian sudah siap. Pacar Slamet, adik dan ibunya
sudah menunggu. Slamet pun langsung bergabung.
Mereka menunggu sang ayah.Begitu sang ayah masuk ke ruang makan,
Slamet langsung memimpin doa sambil menunduk dalam-dalam.
Yang lain-
lain ikut menundukkan kepala.

Satu menit berlalu. Slamet makin khusuk berdoa. Dua menit. Slamet
terus komat-kamit -- cukup panjang untuk sebuah doa sebelum makan.
Pada menit keempat, pacarnya menyenggol kakinya dan berbisik, "Saya
baru tahu kamu ternyata sangat religius".Sambil terus menunduk,
Slamet menjawab dengan suara hampir menangis: "Saya juga baru tahu
ayah kamu yang punya toko obat...."

Hue hue hue .... kapok loe slamet!

1 comment:

Anonymous said...

Wah kasihan si slamoke jadi topik utama, wakakak....